IQNA

Kemuliaan Jiwa dan Disiplin Emosional dalam Alquran

6:14 - April 25, 2024
Berita ID: 3479972
IQNA - Akar dari banyak emosi adalah perasaan kurang kemuliaan. Ketika seseorang tidak menganggap keunggulan dirinya yang sebenarnya disebabkan oleh peristiwa yang tidak menyenangkan atau faktor eksternal, tetapi menghubungkannya dengan iman, maka ia akan aman dari akibat emosi negatif dalam segala peristiwa.

Kepastian dan keyakinan akan superioritas dapat membantu seseorang untuk menguasai kemampuan pribadi dalam berbagai situasi, dan kelemahan serta kegagalan tidak dapat berdampak buruk pada jiwanya. Alquran mengatakan:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran: 139)

Kesedihan menimpa seseorang ketika ia kehilangan sesuatu yang ia miliki atau tidak memiliki sesuatu yang ia cintai. Ungkapan “Wa Antum al-A’launa/ padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya)” merupakan penjelasan dari ayat tersebut, artinya umat Islam jika beriman hendaknya jangan lemah tekadnya dan jangan bersedih karena tidak menang atas musuhnya dan tidak mampu untuk membalas dendam pada mereka. Karena keimanan merupakan sesuatu yang dikaitkan dengan keagungan seseorang dan tidak mungkin seseorang jatuh ke tangan orang-orang kafir dengan tetap mempertahankan keimanan.

Sejatinya, banyak emosi negatif yang berakar pada perasaan kurangnya kemuliaan jiwa. Menyadari keunggulannya yang sebenarnya, seseorang tidak kehilangan kemuliaan dirinya karena kejadian dan kegagalan yang tidak menyenangkan, dan tidak menganggap faktor eksternal sebagai faktor yang mempengaruhi keunggulannya. Oleh karena itu, ia akan selalu menjaga ketenangannya dalam menghadapi kejadian dan akan aman dari emosi dan akibat negatif.

Alquran dalam ayat “Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah” (QS. Yunus: 65) mengatakan bahwa segala penaklukan dan kekerasan adalah atas kehendak Allah dan tidak ada seorangpun yang dapat memperolehnya; sejatinya Dia berkata kepada Nabi saw bahwa perkataan dan ingkaran orang-orang kafir hanya sekedar suara dan tidak berpengaruh terhadap kedudukan dan kepribadianmu. Jadi tidak ada alasan untuk khawatir. (HRY)

Kunci-kunci: Kemuliaan ، dalam Alquran
captcha