IQNA

Hafiz Muda Asal Mesir; Contoh Kemampuan Spektakuler yang Dimiliki Penyandang Disabilitas

10:09 - December 04, 2023
Berita ID: 3479302
MESIR (IQNA) - Seorang pemuda Mesir penyandang disabilitas mental berhasil menghafal seluruh ayat suci Alquran dengan ketekunan dan semangatnya.

Menurut Iqna, tanggal 3 Desember merupakan Hari Penyandang Disabilitas Internasional. Hari ini merupakan hari internasional yang ditetapkan oleh PBB sejak tahun 1992. Tujuan diadakannya hari ini adalah untuk meningkatkan kesadaran mengenai isu-isu terkait disabilitas dan untuk mendapatkan dukungan masyarakat terhadap martabat, hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas. Selain itu, kesempatan ini juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran terhadap prestasi penyandang disabilitas di bidang politik, sosial, ekonomi, olahraga, dan budaya. Hari ini awalnya disebut sebagai Hari Penyandang Disabilitas Internasional hingga tahun 2007. Setiap tahun hari ini berfokus pada tema yang berbeda. Tema hari ini adalah “Bersatu dalam Aksi untuk Mencapai Pembangunan Berkelanjutan, dengan Bantuan dan untuk Penyandang Disabilitas”.

Pandangan Islam tentang disabilitas

Dalam Islam, perhatian khusus diberikan pada isu disabilitas. Dalam Islam, penyebab kecacatan bukan karena perbuatan salah dari penyandang disabilitas atau orang tuanya. Padahal menurut Islam, disabilitas adalah ujian dari Tuhan. Alquran menasihati masyarakat untuk memperlakukan orang yang mengalami keterbelakangan mental dengan baik dan memberikan dukungan kepada mereka. Dalam biografi Nabi Muhammad saw disebutkan bahwa beliau memperlakukan penyandang disabilitas dengan hormat.

Pada awal abad Islam, sebagian Baitul Mal dialokasikan untuk membiayai masyarakat yang membutuhkan, termasuk penyandang disabilitas, yang dibiayai dari zakat.

Islam mengajarkan bahwa manusia diciptakan berbeda-beda. Indahnya ciptaan Tuhan kita tidak sama dalam warna kulit, pikiran dan kemampuan, sehingga kita harus bekerjasama dan saling belajar.

Allah swt telah berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujarat: 13) Oleh karena itu, satu-satunya yang lebih unggul dari orang lain adalah ketakwaan, dan Allah swt senantiasa menguji kita untuk mengukur tingkat ketakwaan. Oleh karena itu, ujian ketuhanan bukanlah sebuah hukuman.

Sejumlah ujian dilakukan dengan cara yang berbeda. Ada yang diuji karena kekayaannya. Ada yang diuji dengan pengalaman yang tidak menyenangkan atau bahkan penderitaan yang menyakitkan, dan ada pula yang diuji dengan masalah fisik seperti cacat.

Islam meyakini bahwa disabilitas adalah bagian alamiah manusia. Bukan nikmat atau hukuman.

Kemampuan luar biasa yang dimiliki pemuda penyandang disabilitas

Mahmoud berasal dari desa Atlidim, salah satu fungsi kota Abu Qarqas di provinsi Minya Mesir. ia yang mampu menghafal kitab suci dengan mendengarkan ayat-ayat Alquran, mengatakan dalam sebuah wawancara: “Saya menghafal Alquran dari televisi dan tidak ada yang mengajari saya apa pun.” Ia menambahkan, dengan pembacaan qari salah satu saluran satelit, ia mampu menyelesaikan pembacaan Alquran secara tuntas dalam waktu dua tahun dan menjadi hafiz seluruh Alquran.

Pemuda yang biasa disapa Syekh Mahmoud ini melanjutkan: “Saya tahu ayat mana yang ada di bagian mana dan di hizib mana.” Ia sangat tertarik dengan mata pelajaran agama dan keislaman.

“Saya tidak menginginkan apapun dari dunia. Saya hanya ingin Allah swt memuliakan saya dan keluarga saya dengan Alquran yang saya baca dan namanya mengalir dalam hidup saya sepanjang siang dan malam,” lanjutnya.

Ayah Mahmoud mengatakan, putranya menjalani operasi katup otak pada usia tiga tahun. Hal ini mempengaruhi kemampuan mentalnya. (HRY)

​4185387

Kunci-kunci: Hafiz Muda ، mesir
captcha