Menurut Iqna, mengutipt informasi kepresidenan, Hujjatul Islam wal Muslimin Seyyed Ebrahim Raeisi, Sabtu pagi, 6 Agustus, di rapat Mabes Nasional untuk menangani Corona, di awal pidatonya, dia menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Abu Abdillah al-Husein (as) dan para sahabat setianya dan berkata: Rezim Zionis sekali lagi menunjukkan pendudukan dan agresinya kepada dunia dalam kejahatannya tadi malam, tapi perlawanan rakyat Gaza akan mempercepat kejatuhan rezim pembunuh anak kecil ini.
Presiden juga mengisyaratkan konspirasi agen pemecah belah dan tentara bayaran Amerika dan rezim Zionis di Afghanistan dan berkata: “Mereka yang menghancurkan majelis berkabung Huseini di Afghanistan adalah Yazidi arogan pada masanya yang mencoba memecah belah kaum Muslimin dan penting bagi badan penguasa Afghanistan untuk mengidentifikasi para penjahat ini dan memastikan keamanan semua orang Afghanistan.”
Dalam kelanjutan pidatonya, Raeisi mengisyaratkaan kehadiran besar-besaran masyarakat dalam duka Abu Abdillah dan berkata: "Rakyat Iran, berdasarkan religiositas dan jabatan kewilayahannya, meratapi Imam Husein (as) dengan bergelora."
Merujuk pada nasehat Pemimpin Tertinggi Revolusi tentang bashirah, Presiden menambahkan bahwa wawasan adalah pelita jalan manusia dalam peristiwa dan masalah, sehingga seseorang dapat mengetahui teman dari musuh dan jalan dari kelokan, dan jalan gerakan kesempurnaanya terjaga dari kesalahan dan ketergelinciran.
Raeisi menyebutkan iman di samping wawasan sebagai karakteristik menonjol lainnya dari para pemegang panji Karbala dan menyatakan: Abbas (as) adalah lambang perlawanan, keberanian, kebangkkitan, dan berwilayah sejati, yang tidak menunjukkan kelemahan atau kekurangan di jalan-gerakannya, dan ia hari ini adalah model dan idola para pemuda Asyura. (HRY)
4076302