IQNA

Tak Perduli Sanksi AS, Bulan Depan Presiden Iran Berencana ke New York

14:30 - August 03, 2022
Berita ID: 3477117
TEHERAN (IQNA) - Presiden ultrakonservatif Iran, Ebrahim Raisi berencana melakukan perjalanan ke New York, Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri Sidang Umum PBB bulan depan. Raisi akan tetap menyambangi New York, meskipun ada sanksi AS terhadapnya.

Menurut laporan IQNA seperti dilansir sindonews.com, “Perencanaan awal telah dilakukan untuk kehadiran Presiden di sesi Majelis Umum PBB,” kata Juru Bicara Pemerintah Iran, Ali Bahadori-Jahromi dalam konferensi pers mingguan, Selasa (2/8/2022), seperti dikutip dari AFP. Sidang Umum PBB dibuka di New York pada 13 September.

Raisi, yang berada di bawah sanksi AS sejak November 2019 karena “keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius”, tidak hadir dalam Sidang Umum tahun lalu karena pandemi COVID-19. Sebuah video pra-rekaman dari pidatonya diputar ke pertemuan sebagai gantinya.

Ketika Washington menambahkan namanya ke daftar hitam pejabat Iran, Raisi masih menjadi kepala pengadilan. Ia baru menduduki kursi Presiden Iran pada Juni 2021. Washington menuduhnya memainkan peran utama dalam eksekusi massal orang-orang kiri yang ditahan pada tahun 1988, ketika dia menjadi kepala jaksa pengadilan revolusioner Teheran.

Raisi telah membantah tuduhan itu pada dua kesempatan - pada 2018 dan 2020 - bersikeras dia tidak memainkan peran dalam eksekusi, meskipun dia memuji perintah yang dia katakan diturunkan oleh pendiri republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomeini untuk melanjutkan pembersihan.

Sementara itu, Iran dilaporkan menangkap beberapa anggota agama Baha'i atas tuduhan mata-mata, kata pihak berwenang. Ini merupakan sinyal terbaru dari tindakan keras pengetatan di seluruh Republik Islam karena menghadapi tekanan internasional atas kesepakatan nuklirnya yang compang-camping.

Baha'i menuntut pembebasan mereka dan menyebut penangkapan mereka sebagai bagian dari pola panjang penganiayaan oleh teokrasi Syiah Iran.

Kementerian Intelijen Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para tersangka terkait dengan pusat Baha'i di Israel dan telah mengumpulkan dan mentransfer informasi di sana.

Badan pemerintahan internasional Baha'i, Universal House of Justice, telah lama bermarkas di Haifa, Israel. Baha'i telah hadir di sana sejak sebelum berdirinya negara Israel, yang dipandang Teheran sebagai musuh utamanya di wilayah tersebut. (HRY)

Kunci-kunci: Presiden Iran ، new york ، Sanksi AS
captcha